-->

Aqidah dan Makna Ahlus Sunnah

BidikSerp Blogspot - Kajian ilmu tauhid tentang Aqidah dan Makna dari Ahlus Sunnah

Aqidah Ahlus Sunah

“Tauhid” adalah sebuah materi pembahasan yang setiap Muslim diharuskan untuk memahami dengan benar dan sepakat tidak boleh terjadi perbedaan karena tauhid berisikan masalah ‘pokok-pokok inti Agama’, tetapi sejarah telah mencatat adanya beberapa golongan yang berbeda (dalam sudut pandang) dalam membahas tauhid itu sendiri.

Di dalam perjalanan sejarah kita mengenal ada beberapa aliran atau isme yang tercatat di dalam kitab para ulama, seperti; Ahlus sunnah,Mu’tazilah, Jabariah, Qadariah, Syiah,dan lainnya.
kami akan selalu memaparkan masalah agidah atau isme ini sesuai dengan apa yang dipahami oleh para ulama berdasarkan al-Qur’an, hadits-hadits Shahih dan keterangan dari Ahlu-bait Nabi Muhammad s.a.w serta para sahabat yang mulia.

Karena Aqidah “Ahlus-Sunnah wal Jama’ah” adalah Aliran yang berdasar pada sumber yang benar lagi jelas serta didasari dengan kebersihan hati tanpa mengesampingkan logika, maka Aqidah seperti inilah yang layak dan pantas untuk menjadi pegangan dalam kehidupan demi meraih kebahagiaan dunia-akherat.

Karena banyaknya pembahasan tentang ‘Aqidah’, maka kami akan menulis materi ini dengan cara berkelanjutan atau berseri. Semoga tulisan ini menambah mantapnya agidah kita semua…Aminn.

Makna Ahlus-Sunnah

As-Sunnah bila tinjau dari segi bahasa artinya At-Thariqoh yaitu sebuah jalan yang baik atau buruk, dan bentuk jamaknya adalah As-Sunan.

Di dalam sebuah riwayat Shahih dikatakan;

“Barangsiapa yang memberi jalan di dalam Agama Islam dengan jalan yang baik maka jalan itu dikerjakan oleh orang setelahnya maka baginya pahala tanpa dikurangi sedikitpun, dan barangsiapa yang memberi jalan keburukan di dalam Agama Islam..” (HR. Muslim, Kitab al-Ilmu Bab Man Sanna Sunnatan Hasanah, 8/61)

Kata-kata As-Sunnah tidak digunakan kecuali memiliki arti At-Thariqoh Al-Mahmudah Al-Mustaqimah yaitu jalan yang terpuji lagi lurus.

1. Sedang kata-kata Al-Jamaah bila dilihat dari segi bahasa memiliki arti kelompok atau kumpulan yang bersatu. Kata-kata Al-Jamaah’ini tidak digunakan kecuali juga untuk mengungkapkan penganut aliran yang haq atau benar.

Ketika ditanya tentang makna Al-Jama’ah, seorang sahabat yang bernama Ibnu Mas’ud mengatakan; “Kelompok al-Jama’ah adalah kelompok yang sesuai dengan kebenaran walaupun engkau seorang diri”.

2. Kalimat As-Sunnah dan Al-Jama’ah adalah dua kata yang mempunyai maksud yang sama, ada kaidah yang mengatakan “Apabila disebut keduanya secara bersamaan mempunyai arti berbeda dan bila disebut terpisah memiliki arti yang sama“. Memiliki arti yang sama maka tidak ada bedanya mereka yang disebut dengan ‘Ahlus-sunnah‘, ‘Ahlul Jama’ah‘ atau ‘Ahlussunnah wal Jama’ah‘.

Syekh Abu al-Fadl Abdus Syakur As-Senori dalam karyanya “Al-Kawakib al-Laama’ah fi Tahqiqi al-Musamma bi Ahli as-Sunnah wa al-Jamaah” menyebutkan definisi Ahlussunnah wal jamaah sebagai kelompok atau golongan yang senantiasa komitmen mengikuti sunnah Nabi SAW dan thoriqoh para sahabatnya dalam hal akidah, amaliyah fisik (fiqh) dan akhlaq batin (tasawwuf).

Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani dalam kitabnya, Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haq juz I hal 80 mendefinisikan Ahlussunnah wal jamaah sebagai berikut “Yang dimaksud dengan assunnah adalah apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW (meliputi ucapan, perilaku serta ketetapan Beliau). Sedangkan yang dimaksud dengan pengertian jamaah adalah segala sesuatu yang telah disepakati oleh para sahabat Nabi SAW pada masa empat Khulafa’ur-Rosyidin dan telah diberi hidayah Allah “.

“Dari Abi Hurairah r.a., Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : Umat Yahudi terpecah menjadi 71 golongan. Dan umat Nasrani terpecah menjadi 72 golongan. Dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semua masuk neraka kecuali satu. Berkata para sahabat : “Siapakah mereka wahai Rasulullah?’’ Rasulullah SAW menjawab : “Mereka adalah yang mengikuti aku dan para sahabatku.”. HR. Abu Dawud, Turmudzi, dan Ibnu Majah.

Jadi inti paham Ahlussunnah wal jama’ah (Aswaja) seperti tertera dalam teks hadits adalah paham keagamaan yang sesuai dengan sunnah Nabi SAW dan petunjuk para sahabatnya. Dalam hadits lain:

“Dari ‘Abdurrahman bin ‘Amr as-Sulami, sesungguhnya ia mendengar al- Irbadl bin Sariyah berkata: Rasulullah SAW menasehati kami: kalian wajib berpegang teguh pada sunnahku dan perilaku al-khulafa’ar-Rosyidin yang mendapat petunjuk.’’ HR.Ahmad

Related Posts: Aqidah dan Makna Ahlus Sunnah

Masalah Mengawini Wanita Hamil dan Hukumnya

Masalah mengawini wanita hamil Setiap manusia menghendaki menikah dalam keadaan suci, tapi banyak hal yang terjadi di era kebebasan yang k...

Popular Posts